Si
Kecil yang Bandel
Sebagai
orang tua, tentu anda senang, kalai dipuji Bahwa Anda berhasil mendidik si
kecil dengan baik. Apalagi jika pujian itu langsung dilayangkan sebagai respons
atas tingkah laku si kecil yang manis. Namun, seringkali yang terjadi justru
sebaliknya,. Ketika si Kecil diajak berpergian kerumah kerabat atau ke tempat
umum, dia bertingkah, sulit diatur, dan lepas kendali.
Kalu sudah begini, tak urung timbul
rasa kesal, malu, dan kecwa. Jangankan mencoba memhminya, perasaan ersebut
menjadi alasan kua yang mendorong kita menghukum si kecil. Padahal, bukan
maksud si kecil mempermalukan kita!
v Ledakan Emosi
Ketika
si kecil mencapai usianya yang ke-2, dia mulai menunjukan keinginan untuk
mandiri. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kegiatan yang sudah dapat
dilakukannya sendiri; seperti bermain tanpa ditemani, makansendiri, mencuci
tangan dan meletakkan benda-benda yang telah digunakan ketempatnya semula. Namun
disisi lain, si kecil sebenarnya belum siap menghadapi dunia i ni sendirian. Ia
tidak siap diperlakukan sebagai ‘anak besar’. Dia masih membutuhkan rasa aman,
perhatian dan selalu ingin berada dalam perlindungan ayah dan ibu.
Selain tiu, saat anak brusia 2
tahun, dia memasuki gerbang masa merajuk (tempat tantrum), yaitu masa si kecil
menunjukan ledakan emosi yang tidak terkendali. Tak perlu memikirkan berbagai
hal besar sebagai penyebab ledakan emosi si kecil ini, karena dia dapat ‘menyala’
hanya karena sebab yang sangat sepele. Masa ini umumnya berlangsung selama enam
bulan, dan mereda ketika si kecil berusia 3 tahun. Karenanya, tak heran
jikapada masa ini dia berubah menjadi pnuntut dan menjerit-jerit hanya lantaran
keinginannya tidak segera dipenuhi.
v Memenuhi Standar Sosial
Sekalipun
kita secara rasional berusaha memahami tingkah laku anak yang tidak terduga,
pada kenyataannya tetap saja sulit membendung kekesalan, rasa malu dan kcewa
yang timbul lantaran ulah sikecil ini. Apalagi, jika hal itu dilakukan didepan
umum.
Misalnya saja, keika diajak bertemu
kerumah kerabat, si kecil melihat tukang es dan meminta dibelikan, padahal saat
itu dia sedang batuk. Tntu saja Anda tidak membelikannya. Keinginan yang tidak
dipenuhi ini membuat si kecil kecewa dan menjerit keras. Tak urung tingkah si
kecil ini mengundang komentar kerabat yang biasa melihatnya berlaku manis. “Kok
tumben ya, agak nakal hari ini?”
Jarang sekali ada orang tua yang
dapat menanggapi komentar jenis ini dengan santai. Kalaupun ada yang berusaha
tetap tnang, mereka tetap sadar bahwa kejadian itu diperhatikan dengan kritis
oleh orang disekitar dan memunculkan penilaian negaife.
Kalau sudah begini, biasanya harga
diri kia sebagai orang tua terusik. Kita sadar si kecil berulah lantaran tidak
paham. Tetapi, kita juga merasa tidak nyaman dengan penilaian orang
disekeliling kita. Dilema seperti ini tidak jarang membuat kita gusar dan
memperlakukan si kecil scara tidak adil.
v Tunjukkan Kasih Anda
Memang
benar , kita tidak selamanya menghadapi ulah si kecil dengan sabar. Semua sangat
tergantung pada perasaan dan suasana kita. Tetapi, ketika si kecil berulah,
sadarilah bahwa dia sdang menjalani proses perkembangannya, dan tidak paham
benar bagaimana mengekspresikannya.
Sedapat mungkin berpihaklah padanya
dengan cara tidak terlalu mempedulikan komentar orang disekeliling Anda. Bujuklah
dia dengan lembut, dan beri penjelasan, mengapa anda tidak menuruti
keinginannya.
Jika anda terlanjur memberikan
sanksi berupa peringatan bernada keras atau menjentiknya, cairkanlah suasana
yang terlanjur ‘suram’ itu. Anda dapat mengatakan padanya mengapa Anda
melakukan hal itu, dan anda menysal melakukiannya. Sekalipun si kecil mungkin
belum sepenuhnya memahami apa yang anda jelaskan, dia sudah dapat merasakan
emosi yang anda ungkapkan.
Sikap lembut yang anda tunjukan
membuat si kecil mengerti bahwa anda kecwa padanya dan dia belajar untuk tidak
melakukannya lagi. Cara ini juga membuat dia yakin bahwa anda tetap
mengasihinya dalam keadaan seburuk apapun.
Refrensi :
Musbikin Imam. 2007. Mendidik Anak Nakal. Yogyakarta: Mitrapustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar