Jumat, 18 Agustus 2017

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN : Mendidik Anak Nakal "Iri Hati Pada Kakak"

1.      Iri Hati Pada Kakak

“Lihat dong, , ,boneka adek lebih bagus dari boneka kakak, bentuknya lebih lucu...” ujar adek (4 Tahun) pada kakaknya, sarah (5 tahun).
“mana coba kakak lihat. Idih..., boneka adek nggak bagus! Liha dong punya kakak, lebih bagus, lebih lucu, warnanya lebih lucu daripada punya adek”. Balas sarah.
“enggak..., pokoknya boneka adek lebih bagus daripada punya kakak!” teriak adek tak mau kalah sambil berlari ke arah Alida, sang Ibu.
“bunda..., kakak nakal sama adek!” aduh adekdiiringi linangan air mata.
“Aihh, kakak, adek.., ada apa sih sayang, kok bertengkar?” tanya Alida pada kedua putrinya.
Sarah menceritakan apa yang baru terjadi. Sementara adek menangis tersedu-sedu sambil merangkul bundanya “oh..., diam-diam adek iri pada kakaknya. Kenapa ya adek kok punya rasa iri seperti itu? Rasanya aku selalu bertindak adil pada mereka. Padahal dulu sewaktu masih kecil, mereka selalu rukun. Kenapa sekarang jadi begini...?” tanya Alida dalam hati.

Ø  Persaingan Antar Saudara
Pertengkaran adik kakak sebenarnya merupakan kejadian yang sering dijumpai hampir diosetiap keluarga yang memiliki anak-anak yang usianya tidak terpaut jauh. Pertengkaran ini kerap terjadi karena rasa persaingan diantara mereka, dan ketegangan antara kakak dan adik dalam suatu keluarga.
Hubungan kakak dan adik bayinya yang tadinya hangat, biasanya mulai ‘mendingin’ ketika si adik bertambah usia. Apalagi bila jarak usia keduanya cukup deka,akan membuat hubungan yang telah dibina selama ini berubah menjadi suatu peersaingan. Masing-masing berusaha lebih unggul dari yang lain. Anak yang lebih muda usianya sering merasa tidak berdaya terutama bila tingkah lakunya selalu diremehkan atau dikritik anak yang lebih tua. Karenanya para adik cenderung selalu berusaha memenangkan persaingan dengan para kakaknya.
Namun demikian, persaingan adik-kakak inimerupakan hal yang lumrah yang sering terjadi dalam kluarga dimana anak-anak brsaing untuk mndapatkan perhatian orang tua. Hal ini tidak akan menjadi suatu yang merusak apabila ditangani orang tua secara bijaksana, seperti diungkapkan Prof. Alan Hayes, Psikolog perkmbangan dan profesor dari Early childhood Studies di The Institude of Early  Childhood, Macquarie University di Sidney. “persaingan adik dan kakak ini merupakan suatu mekanisme belajar anak dalam menangani atau menghadapi suatu konflik,” tambah Hayes.

Ø  Hadapi dengan Sikap Positif
Sebenarnya anda tidak perlu khawatir melihat tingkah adik yang selalu tak mau kalah dengan kakaknya. Selama anda bersikap adil dan tidak pilih kasihdalam menghadapi tingkah mereka, situasi persaingan dalam keadaaan aman, bahkan keadaan ini dapat melatih mereka menghadapi konflik. Seperti diungkapkan Hayes bahwa penting bagi orang tua untuk bersikap dan bertingkah laku positifdalam menyelesaikan suatu konflik yang terjadi. Hayes menambahkan bahwa persaingan adik-kakak ini dapat dijadikan suatu ajang latihan untuk menumbuhkan kepekaan anak terhadap perbedaan-perbedaan antar individu.
“Anda dapat menjelaskan pada anak-anak Anda bahwa diantara mereka terdapat berbagai perbedaan. Katakan pada sang kakak bahwa adiknya tidak bisa mengerjakan sgala sesuatunya dengan baik seperti dirinya. Kemudian jlaskan pula pada sang adik bahwa kita semua memiliki keterbatasan dalam meraih suatu prestasi,” papar Hayes.

Karena itu Hayes mengingatkan agar para orang tua  selalu bersikap positif dalam menghadapi situasi persaingan adik-kakak dan mencegah timbulnya perkataan ataupun sikap negatif yang dapat memperuncing pertengkaran yang terjadi karena situasi persaingan adik-kakak ini.


Refrensi :
Musbikin Imam. 2007. Mendidik Anak Nakal. Yogyakarta: Mitrapustaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar