1. Iri
Hati Pada Kakak
“Lihat
dong, , ,boneka adek lebih bagus dari boneka kakak, bentuknya lebih lucu...”
ujar adek (4 Tahun) pada kakaknya, sarah (5 tahun).
“mana
coba kakak lihat. Idih..., boneka adek nggak bagus! Liha dong punya kakak, lebih
bagus, lebih lucu, warnanya lebih lucu daripada punya adek”. Balas sarah.
“enggak...,
pokoknya boneka adek lebih bagus daripada punya kakak!” teriak adek tak mau
kalah sambil berlari ke arah Alida, sang Ibu.
“bunda...,
kakak nakal sama adek!” aduh adekdiiringi linangan air mata.
“Aihh,
kakak, adek.., ada apa sih sayang, kok bertengkar?” tanya Alida pada kedua
putrinya.
Sarah
menceritakan apa yang baru terjadi. Sementara adek menangis tersedu-sedu sambil
merangkul bundanya “oh..., diam-diam adek iri pada kakaknya. Kenapa ya adek kok
punya rasa iri seperti itu? Rasanya aku selalu bertindak adil pada mereka.
Padahal dulu sewaktu masih kecil, mereka selalu rukun. Kenapa sekarang jadi
begini...?” tanya Alida dalam hati.
Ø Persaingan Antar Saudara
Pertengkaran
adik kakak sebenarnya merupakan kejadian yang sering dijumpai hampir diosetiap
keluarga yang memiliki anak-anak yang usianya tidak terpaut jauh. Pertengkaran ini
kerap terjadi karena rasa persaingan diantara mereka, dan ketegangan antara
kakak dan adik dalam suatu keluarga.
Hubungan
kakak dan adik bayinya yang tadinya hangat, biasanya mulai ‘mendingin’ ketika
si adik bertambah usia. Apalagi bila jarak usia keduanya cukup deka,akan
membuat hubungan yang telah dibina selama ini berubah menjadi suatu
peersaingan. Masing-masing berusaha lebih unggul dari yang lain. Anak yang
lebih muda usianya sering merasa tidak berdaya terutama bila tingkah lakunya
selalu diremehkan atau dikritik anak yang lebih tua. Karenanya para adik
cenderung selalu berusaha memenangkan persaingan dengan para kakaknya.
Namun
demikian, persaingan adik-kakak inimerupakan hal yang lumrah yang sering
terjadi dalam kluarga dimana anak-anak brsaing untuk mndapatkan perhatian orang
tua. Hal ini tidak akan menjadi suatu yang merusak apabila ditangani orang tua
secara bijaksana, seperti diungkapkan Prof. Alan Hayes, Psikolog perkmbangan
dan profesor dari Early childhood
Studies di The Institude of Early Childhood, Macquarie University di Sidney.
“persaingan adik dan kakak ini merupakan suatu mekanisme belajar anak dalam
menangani atau menghadapi suatu konflik,” tambah Hayes.
Ø Hadapi dengan Sikap Positif
Sebenarnya
anda tidak perlu khawatir melihat tingkah adik yang selalu tak mau kalah dengan
kakaknya. Selama anda bersikap adil dan tidak pilih kasihdalam menghadapi
tingkah mereka, situasi persaingan dalam keadaaan aman, bahkan keadaan ini
dapat melatih mereka menghadapi konflik. Seperti diungkapkan Hayes bahwa
penting bagi orang tua untuk bersikap dan bertingkah laku positifdalam
menyelesaikan suatu konflik yang terjadi. Hayes menambahkan bahwa persaingan
adik-kakak ini dapat dijadikan suatu ajang latihan untuk menumbuhkan kepekaan
anak terhadap perbedaan-perbedaan antar individu.
“Anda
dapat menjelaskan pada anak-anak Anda bahwa diantara mereka terdapat berbagai
perbedaan. Katakan pada sang kakak bahwa adiknya tidak bisa mengerjakan sgala
sesuatunya dengan baik seperti dirinya. Kemudian jlaskan pula pada sang adik
bahwa kita semua memiliki keterbatasan dalam meraih suatu prestasi,” papar Hayes.
Karena
itu Hayes mengingatkan agar para orang tua
selalu bersikap positif dalam menghadapi situasi persaingan adik-kakak
dan mencegah timbulnya perkataan ataupun sikap negatif yang dapat memperuncing
pertengkaran yang terjadi karena situasi persaingan adik-kakak ini.
Refrensi
:
Musbikin Imam. 2007. Mendidik Anak Nakal. Yogyakarta: Mitrapustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar